Categories
TEORI MANAJEMEN PRIVASI KOMUNIKASI
Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management – CPM) dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Ia menyatakan bahwa CPM adalah teori praktis yang didesain untuk menjelaskan isu-isu “keseharian” seperti yang digambarkan dalam kegiatan kita sehari-hari. Ketika kita bertemu dengan berbagai macam orang dalam kehidupan – rekan sekerja, teman sekelas, anggota keluarga, teman sekamar, dan seterusnya – kita terlibat di dalam negosiasi kompleks antara privasi dan keterbukaan. Memutuskan apa yang akan diungkapkan dan apa yang harus dirahasiakan bukanlah keputusan yang dapat langsung diambil, melainkan merupakan tindakan penyeimbangan yang berlangsung secara terus-menerus.
Kita berusaha untuk menimbang tuntutan-tuntutan situasi dengan kebutuhan kita dan orang lain yang ada disekitar kita. Privasi merupakan hal yang penting bagi kita karena hal ini memungkinkan kita untuk merasa terpisah dari orang lain. Hal ini memberikan kita perasaan bahwa kita adalah pemilik sah dari informasi mengenai diri kita. Ada risiko yang dapat muncul dari pembukaan kepada orang yang salah, membuka diri pada saat yang tidak tepat, mengatakan terlalu banyak tentang diri kita sendiri, atau berkompromi dengan orang lain. Di lain pihak, pembukaan dapat memberikan keuntungan yang besar, kita dapat meningkatkan kontrol sosial, memvalidasi perspektif kita, dan menjadi lebih intim dengan pasangan kita dalam suatu hubungan ketika kita membuka diri. Keseimbangan antara privasi dan pembukaan memiliki makna karena hal ini sangat penting terhadap cara kita mengelola hubungan-hubungan kita.
Munculnya teori manajemen privasi komunikasi ini menarik karena tiga alasan. Yang pertama, teori ini adalah pemikiran yang terkini dalam disiplin ilmu komunikasi. Munculnya teori baru memberikan gambaran akan hidupnya komunikasi sebagai bidang ilmu. Kedua, fakta bahwa CPM bertumbuh secara khusus dari fokus terhadap komunikasi. Ini bukti akan kematangan dan pertumbuhan bidang ilmu komunikasi.
Evolusi Teori Manajemen Privasi Komunikasi
Dua puluh tahun yang lalu, Petronio dan koleganya menerbitkan penelitian pada tahun 1984 & 1986 yang menggambarkan prinsip-prinsip yang kemudian akan menjadi bagian dari CPM. Dalam penelitian-penelitian ini para peneliti tertarik akan kriteria dalam pembentukan aturan dalam sistem manajemen aturan bagi pembukaan. Mereka mengamati bahwa pria dan wanita memiliki kriteria yang berbeda untuk menilai kapan harus terbuka dan kapan harus diam.
Pada tahun 1991, Petronio menerbitkan usaha pertamanya untuk mengorganisasikan semua prinsip-prinsip dari teori ini. Karyanya ini kemudian berbeda dengan konseptualisasinya yang muncul belakangan dalam dua hal. Yang pertama, teori yang memiliki batasan yang lebih sempit ditahun 1991. Pada saat itu, Petronio menyebut hal ini sebagai mikroteori karena batasannya hanya sampai pada manajemen privasi pada pasangan yang menikah. Sekarang Petronio menyebut CPM sebagai makroteori karena sekarang batasannya melingkupi berbagai macam hubungan yang lebih luas termasuk dalam kelompok dan organisasi.
Perubahan kedua ini adalah perubahan nama. Di tahun 1991, Petronio menyebut teori ini Teori Batasan Komunikasi (Communication Boundary Management). Ia menerbitkan karyanya yang lebih lengkap mengenai teori ini dalam bukunya pada tahun 2002, ia menamainya Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management Theory). Petronio menjelaskan bahwa nama baru lebih merefleksikan fokus terhadap pembukaan pribadi.
Asumsi CPM
Teori manajemen privasi komunikasi berakar pada asumsi-asumsi mengenai bagaimana seorang individu berpikir dan berkomunikasi sekaligus asumsi-asumsi mengenai sifat dasar manusia. Yang pertama, CPM menganut aspek-aspek peraturan dan sistem metateori. Dengan adanya dasar metateoritis ini, teori ini membuat tiga asumsi mengenai sifat dasar manusia :
- Manusia adalah pembuat keputusan
- Manusia adalah pembuat peraturan dan pengikut peraturan.
- Pilihan dan peraturan manusia didasarkan pada pertimbangan akan orang lain dan juga konsep diri.
- Hidup berhubungan dicirikan oleh perubahan.
- Kontradiksi adalah fakta mendasar pada hidup berhubungan.
Menurut Petronio manusia membuat pilihan dan peraturan mengenai apa yang harus dikatakan dan apa yang harus disimpan dari orang lain yang didasarkan pada kriteria penting di antaranya seperti budaya, gender, dan konteks. Teori CPM ini merupakan teori yang mendukung asumsi yang dimiliki teori dialektika relasional.
Teori Manajemen privasi komunikasi (CPM) tertarik untuk menjelaskan proses-proses negosiasi orang seputar pembukaan informasi privat. Teori ini tidak membatasi proses ini hanya kepada diri, tetapi memperluas mencakup banyak level pembukaan termasuk kelompok dan organisasi. Untuk mencapai tujuan ini, teori CPM mengajukan lima asumsi dasar: informasi privat, batasan privat, kontrol dan kepemilikan, sistem manajemen berdasarkan aturan, dan dialektika manajemen.
Informasi Privat
Asumsi yang pertama, informasi privat merujuk pada cara tradisional untuk berpikir mengenai pembukaan. Ini merupakan informasi mengenai hal-hal yang sangat berarti bagi seseorang yang sifatnya privat. Isi dari pembukaan memungkinkan kita untuk menguraikan konsep-konsep mengenai privasi dan keintiman dan mempelajari bagaimana mereka saling berhubungan. Keintiman adalah perasaan atau keadaan seseorang secara mendalam dalam cara-cara fisik, psikologi, emosional, dan prilaku karena orang ini penting dalam kehidupan seseorang. Keintiman adalah keadaan merasa mengetahui seseorang secara mendalam dalam segala hal karena orang ini penting didalam kehidupan seseorang.
Batasan Privat
Asumsi yang kedua adalah batasan privat (private boundaries). CPM bergantung pada metafora batasan untuk menjelaskan bahwa terdapat garis antara bersikap publik dan bersikap privat. Ketika informasi privat dibagikan batasan disekelilingnya disebut batasan kolektif (collective boundary), dan informasi itu tidak hanya mengenai diri; informasi ini menjadi milik hubungan yang ada. Ketika informasi privat tetap disimpan oleh seorang individu dan tidak dibuka, maka batasannya disebut batasan personal (personal boundary).
Kontrol dan Kepemilikan
Asumsi yang ketiga berkaitan dengan kontrol dan kepemilikan. Asumsi ini bergantung pada ide bahwa orang merasa mereka memiliki informasi privat mengenai diri mereka sendiri. Sebagai pemilik informasi ini, mereka percaya bahwa mereka harus ada dalam posisi untuk mengontrol siapa saja (jika memang ada) yang boleh mengakses informasi ini.
Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan
Asumsi yang keempat dari teori CPM adalah sistem manajemen berdasarkan aturan. Sistem ini adalah kerangka untuk memahami keputusan yang dibuat orang mengenai informasi privat. Sistem manajemen berdasarkan aturan memungkinkan pengelolaan pada level individual dan kolektif serta merupakan pengaturan rumit yang terdiri atas tiga proses: karateristik aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan.
Dialektika Manajemen
Asumsi yang kelima, dialektika manajemen privasi, berfokus pada ketegangan-ketegangan antara keinginan untuk mengungkapkan informasi privat dan keinginan untuk menutupinya. Tesis dasar dari teori ini didasarkan pada kesatuan dialektika, yang merujuk pada ketegangan-ketegangan yang dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi dan kontradiksi.
Asumsi yang keempat, sistem manajemen berdasarkan aturan, bergantung pada tiga proses manajemen aturan privasi: karakteristik aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan. Teori ini menyatakan bahwa hal-hal ini mengatur proses pengungkapan dan penutupan informasi privat.
Pertama, Karakteristik Aturan Privasi. Karakteristik aturan privasi adalah salah satu proses di dalam sistem manajemen aturan privasi, yang mendeskripsikan sifat dasar dari aturan privasi. Karakteristik ini memiliki dua fitur utama yaitu pengembangan aturan dan atribut.
Kedua, Koordinasi Batasan. Proses yang kedua yang terdapat dalam sistem manajemen berdasarkan aturan adalah koordinasi batasan (boundary coordination), yang merujuk pada bagaimana kita mengelola informasi yang dimiliki bersama. Pertalian batasan (boundary linkage) merujuk pada hubungan yang membentuk aliansi batasan antar individu. Kepemilikan batasan (boundary ownership) merujuk pada hak-hak dan keistimewaan yang diberikan kepada pemilik pendamping (co-owner) dari sebuah informasi privat. Terakhir koordinasi batasan dicapai melalui permeabilitas batasan (boundary permeability) yang merujuk pada seberapa banyak informasi dapat melalui batasan yang ada. Ketika akses terhadap suatu informasi privat ditutup, batasannya disebut sebagai batasan tebal (batasan tertutup yang memungkinkan sedikit atau tidak ada informasi yang dapat lewat, sedangkan ketika aksesnya terbuka, batasannya disebut sebagai batasan tipis (batasan terbuka yang memungkinkan semua informasi lewat).
Keempat, Turbulensi Batasan. Turbulensi batasan (boundary turbulence) muncul ketika aturan-aturan koordinasi batasan tidak jelas atau ketika harapan orang untuk manajemen privasi berkonflik antara satu dengan yang lainnya. Kasus yang mungkin dalam turbulensi batasan adalah bocornya suatu rahasia seseorang atau organisasi ke pihak atau orang lain.